Sejarah Desa Mangunsari
Menurut sumber yang terpercaya dari sesepuh desa yang bernama Dimsudi dan tokoh masyarakat setempat, konon ceritanya ada dua daerah pedesaan yang subur makmur, tumbuhan yang menghijau di atas permukaan tanah yang miring ditumbuhi pohon dan semak yang masih lebat, hiduplah sekelompok masyarakat rukun dan damai yang terbagi dalam dua wilayah desa yaitu Desa Cebongan dan Desa Karangsari.
Karena antara Desa Cebongan dengan Desa Karangsari perbatasannnya di tengah-tengah Dusun Karanganyar. Masyarakat di dua wilayah yaitu Desa Cebongan dengan Desa Karangsari kemudian mengadakan kesepakatan untuk menyatukan dua wilayah desa menjadi satu desa. Di samping itu ada dua dusun yang letaknya berada di antara Desa Cebongan dan Desa Karangsari. Kedua dusun tersebut adalah Dusun Karang Kulon dan Dusun Karang Wetan. Dusun Karang Kulon merupakan bagian wilayah Desa Cebongan sedangkan Dusun Karang Wetan merupakan bagian wilayah Desa Karangsari. Setelah kedua desa tersebut (Desa Cebongan dan Desa Karangsari) diblengket (dijadikan satu wilayah), maka Dusun Karang Kulon yang merupakan bagian wilayah Desa Cebongan dengan Dusun Karang Wetan yang merupakan bagian wilayah Desa Karangsari juga diblengket dijadikan satu wilayah dusun dengan pranatan (peraturan) yang baru maka dinamakan Karanganyar. Karang artinya tempat, Anyar artinya baru. Jadi Karanganyar artinya tempat yang baru.
Dari hasil kesepakatan dua warga desa tersebut (Desa Cebongan dan Desa Karangsari) setelah diblengket terpilihlah satu Kepala Desa yang pertama bernama KERTO WINANGUN yang bertempat tinggal di Desa Karangsari. Adapun nama Desa Mangunsari diambil dari nama Kepala Desa yang pertama dan nama tempat tinggalnya yaitu Karangsari. Nama Mangunsari berasal dari dua suku kata yaitu Mangun dan Sari. Mangun artinya Kawujudan (Perwujudan), sedangkan Sari artinya Sahe (Indah) jadi Mangunsari artinya Kawujudan Kang Sahe (Perwujudan yang Indah).
Karena Desa Karangsari letaknya jauh dari Dusun Karanganyar sebelum dijadikan satu, maka masyarakat Desa Karangsari setelah dijadikan satu (diblengket) berpindah ke barat untuk mendekat dengan Dusun Karanganyar. Setelah mendapatkan tempat yang baru dan dekat dengan Dusun Karanganyar, maka tempat tersebut diberi nama Dusun Ngentak. Nama Dusun Ngentak diambil dari kata Ngentak-entek yang artinya suatu lahan yang kosong.
Seiring perkembangan jaman, Desa Mangunsari yang dimotori oleh para perangkat desa, tokoh, masyarakat dan pemuda bersatu mengubah Mangunsari menjadi ikon baru yang lebih maju dan bersatu di era modern. Dengan demikian, maju dan bersatulah masyarakat desa Mangunsari di era modern.
Sejarah Pemerintahan Desa Mangunsari
No.
|
Periode
|
Nama Kepala Desa
|
Keterangan
|
1.
|
Tidak diketahui
|
SEMAIL
|
KADES KARANGSARI
|
2.
|
Tidak diketahui
|
RADIYEN
|
KADES CEBONGAN
|
3.
|
1920-1937
|
KARTA WINANGUN
|
KADES I Mangunsari
|
4.
|
1937-1942
|
ALI SAAT
|
KADES II
|
5.
|
1942-1955
|
KABUL
|
KADES III
|
6.
|
1955-1988
|
AMAT IRSAM
|
KADES IV
|
7.
|
6 bulan
|
MUH BAKRUN
|
Pejabat Sementara
|
8.
|
1988-1998
|
FAHRUDIN S.
|
KADES V
|
9.
|
6 bulan
|
MUH BAKRUN
|
Pejabat Sementara
|
10.
|
1998-2006
|
LUTMAN
|
KADES VI
|
11.
|
6 bulan
|
KALWANI
|
Pejabat Sementara
|
12.
|
2007-2013
|
LUTMAN
|
KADES VII
|
13.
|
2014 - 2018
|
SUMARYATI
|
KADES VIII
|
14. |
2018 - 2020 |
ISROIL |
Pj Kepala Desa |